Anda salah satu
penggemar Premier League? Mana klub favorit Anda, Chelsea atau Manchester City?
Jika bukan keduanya mungkin pantas kiranya Anda akan tertawa lebar. Pasalnya
saya akan berbicara mengenai luka menganga yang baru mereka dapat di pentas
Piala FA semalam.
Diporakporandakan
Klub League One
Penggemar Chelsea tentu
optimis melihat tim pujaannya ‘hanya’ menghadapi Bradford, klub kasta ketiga
Liga Inggris. Dengan status Chelsea sebagai pemuncak klasemen sementara siapa
yang akan meragukan kekuatan Chelsea yang akhir pekan lalu baru saja melibas
Swansea dengan skor 5-0 di Stadion Liberty—kandang Swansea. Bagi Bradford, ini
merupakan laga sangat berat. Betapa tidak, mereka tidak pernah menang dalam 12
laga terakhir saat dijamu Chelsea di Stamford Bridge. Namun, jangan pula meremehkan
karena klub yang berkompetisi di League One itu telah mempecundangi Wigan,
Arsenal dan Aston Villa sebelum berhadapan dengan Chelsea. Pelatih Chelsea,
Jose Mourinho pun sempat membuat pernyataan sebelum pertandingan melawan
Bradford ini.
“Untuk membantu meraih
gelar juara (Liga Primer), hal terbaik adalah kalah melawan Bradford, kalah
melawan Liverpool, kalah melawan Paris Saint Germain, lalu hanya bermain di
Liga Primer sampai akhir musim. Tapi, tidak dengan kami. Tidak dengan
mentalitas kami, tidak dengan cara kami berpikir tentang pekerjaan kami, tidak
dengan jati diri Chelsea. Waktu itu seorang pelatih klub besar terlempar ke
luar dari ajang turnamen dan dia berkata, ‘Bagus, sangat bagus. Ini sempurna
bagi kami karena kini kami bisa fokus ke kompetisi yang lain’. Jika saya kalah
melawan Bradford, saya tidak akan berkata demikian. Saya akan berkata, ‘Ini
adalah aib’,” ujar pria asal Portugal itu sebagaimana dilansir oleh BBC.
Pernyataan yang memuat
rasa percaya diri yang tinggi. Namun, rupanya Mourinho kurang waspada. Pada
babak keempat Piala FA tersebut ia mengistirahatkan kiper Thibaut Courtois dan
kapten John Terry dan menggantikannya dengan Petr Cech dan bek Kurt Zouma. Mou juga
menugasi Andre Schurrle dan Mohamed Salah, dua pemain yang dikabarkan akan
hengkang dari Chelsea karena selalu menjadi ‘penghangat’ bangku cadangan.
Meski turun dengan
beberapa pemain lapis kedua, Chelsea seharusnya dapat mengatasi permainan dari anak-anak
asuh Phil Parkinson ini. Namun kenyataannya Chelsea menajadi kelabakan. Sempat
unggul 2-0 pada babak pertama, tapi Bradford bisa memperkecil ketertinggalan pada
menit 40 lewat Jonathan Stead sehingga membuat babak pertama berakhir dengan
skor 2-1. Babak kedua petaka mengahmpiri Chelsea secara bertubi-tubi. Pada
menit ke-74 Bradfard berhasil menyamakan kedudukan lewat Felipe Morais.
Bukannya mencari pundi gol demi melenggang ke babak selanjutnya, lagi-lagi Petr
Cech harus rela memungut bola dari gawangnya. Pada menit ke-81 dan 90, Andrew
Halliday dan Mark Yeates berhasil mempermalukan tuan rumah di hadapan
pendudukungnya sendiri.
Atas kekalahan ini,
Jose Mourinho meminta kepada anak asuhnya untuk malu atas penampilannya, namun
di sisi lain ia memuji Bradford yang berhasil memenangkan pertandingan. "Apa
yang terjadi adalah sepakbola dan sepakbola itu indah. Saya rasa ini adalah
keindahan sepakbola saat tim yang lebih baik bisa kalah, hal ini sulit terjadi
di olahraga lain, dan semakin mungkin terjadi di negara dan olahraga ini. Mentalitas
tim kecil itu spesial. Saya salut pada hal itu dan mereka, mereka mencatatkan
sejarah fantastis bagi diri mereka dan klub. Saya ulangi kata yang saya gunakan
sebelum laga ini: Adalah sebuah aib bagi tim besar untuk kalah dari tim kecil
dari divisi bawah. Kami harusnya merasa malu, saya dan para pemain harusnya
malu. Frustrasi bukan kata yang tepat, malu lebih cocok," pungkasnya
sebagaimana dilansir oleh FourFourTwo.
Manchester
Biru Juga Malu di Kandang
Setelah menelan
kekalahan di Etihad Stadium—kandang Manchester City—melawan Arsenal pekan
kemarin, pelatih City, Manuel Pellegrini memerintahkan kepada anak asuhnya
untuk segera bangkit. Saya rasa pertandingan di ajang Piala FA ini juga momen
yang bagus untuk bangkit terlebih lagi ‘hanya’ melawan tim dari kasta kedua
Liga Inggris, Middlesbrough. Manchester City jelas harus menarget menang di babak
keempat Piala FA kali. Karena bisa jadi, Piala FA adalah satu-satunya trofi
yang bisa dimenangkan pada musim 2014-2015 ini. Tengok saja, di ajang Premier
League The Citizens mendapatkan
persaingan ketat dari Chelsea yang menampilkan penampilan yang konsisten.
Sedangkan di ajang Liga Champions, meskipun sempat terseok-seok di fase grup,
City berhasil lolos ke fase gugur. Namun, klub yang dihadapi bukan klub
sembarangan, Barcelona. Sebetulnya, klub milik Sheikh Mansour ini sudah pernah
menghadapi Barcelona di ajang Liga Champions pada musim lalu. Dan hasilnya, dua
kali City dipecundangi.
Dengan kondisi seperti
ini, tidak ada alasan bagi anak-anak Manchester Biru untuk tidak menang. Menang
harga mati demi trofi. Oleh karena itu, Manuel Pellegrini pun menurunkan tim
terbaiknya. Starting line-up Manchester
City menghadapi Middlesbrough diisi oleh pemain utama, kecuali Willy Caballero
dan Dedryk Boyata yang lebih sering menghuni bangku cadangan. Yaya Toure masih
belum bisa tampil karena masih mengarungi Piala Afrika 2015. Namun, pemain
andalan seperti Vincent Kompany, David Silva dan Sergio Aguero bisa turun dan
siap menghajar The Boro—julukan Middlesbrough.
Namun bukannya tampil
meyakinkan, tim tuan rumah justru kesulitan meladeni permainan dari klub yang
berkompetisi di divisi Championship ini. Hasilnya dua gol dari Middlesbrough
yang lahir dari serangan balik sukses menghentikan langkah City ke babak
selanjutnya di Piala FA. Tuan rumah malu, suporter terpaku.
Beberapa pihak
kekalahan City ini diakibatkan oleh pertandingan persahabatan melawan Hamburg di
Jerman sebelum pertandingan ini yang berkesudahan 2-0 untuk kemenangan tim asal
Manchester ini. Pellegrini menegaskan kekalahan dari The Boro tidak ada
kaitannya meski jadwal pertandingan berdekatan.
"Saya pikir
perjalanan kami tidak membawa dampak. Kalian bisa menganalisa tapi saya punya
pendapat yang berbeda. Kami punya enam sampai tujuh peluang untuk menciptakan
gol setelah mereka menjebol gawang kami, mereka punya serangan balik yang
bagus. Kami bermain baik sebelum mereka membuat gol. Middlesbrough layak untuk
menang tapi hasil pertandingan ini tidak ada hubungannya dengan pertandingan
melawan Hamburg. Masalah yang kami punya adalah cara kami bermain. Para striker
kami baru saja kembali (dari cedera) dan butuh waktu sama seperti kita. Kami
harus bekerja keras sebelum ke Stamford Bridge (kandang Chelsea). Saya fokus
dalam mencetak gol dan tidak kebobolan. Kami butuh mencoba dan memulihkan
performa kami baik saat menyerang dan bertahan," terang pelatih 61 tahun
panjang lebar sebagaimana dilansir oleh bola.bisnis.com.
Sepak
Bola Itu Indah
Saya setuju dengan
pernyataan Mourinho yang mengatakan bahwa sepak bola itu indah. Tak selamanya
tim besar akan selalu menang melawan tim kecil. Melihat latar belakang dua klub
di atas yang merupakan klub paling royal dan suka menghambur-hamburkan uang,
kualitas pemain yang dimiliki jelas tidak memungkinkan bagi keduanya untuk
kalah. Merekalah penguasa. Ya! Inilah sepak bola. Tapi bukan lantas tim besar ‘mengalahk-ngalahkan’
diri sendiri demi tetap tercapai sebuah olahraga yang indah. Keindahan sepak
bola, ada pada pemainannya.
Jember, 25
Januari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar