Akhirnya,
Liga Italia yang sedang flop ini untuk pertama kalinya punya wakil di final
kompetisi Eropa sejak lima tahun terakhir. Yups, Juventus berhasil lolos ke
laga puncak di ajang paling bergengsi antar klub benua biru itu. Keberhasilan
Juve ini diraih setelah berhasil mengalahkan Real Madrid dengan skor agregat
3-2.
Lain
lagi dengan Liga Spanyol. Barcelona akan kembali tampil di final setelah
berhasil mengalahkan raksasa Jerman, Bayern Munchen. Ini adalah penampilan
perdana Barcelona di final Liga Champions setelah juara pada musim 2011.
Sebenarnya
banyak pihak yang menginginkan El Clasico—Real
Madrid vs Barcelona—menjadi laga pemuncak. Karena selama ini El Clasico belum pernah tersaji dalam
laga puncak Liga Champions. Pertemuan paling bergengsi antar kedua klub ‘hanya’
sempat tersaji dalam laga semifinal Liga Champions 2010/2011.
Namun
apa daya, Los Blancos sebagai sang
juara bertahan malah tumbang oleh raksasa Italia itu di semifinal. Hal ini
sekaligus meneruskan catatan tak ada klub yang bisa mempertahankan mahkota The Big Ears berganti format pada 1992.
Akan
tetapi, beberapa pihak menyebut pertemuan antara Barcelona vs Juventus ini akan
menjadi sebuah laga yang sangat spektakuler dan sebuah laga final yang ideal.
Bukan berlebihan kiranya, karena kedua tim ini memiliki beberapa fakta yang
menunjukkan bahwa keduanya merupakan klub yang sangat perkasa. Kedua tim juga
memiliki beberapa kemiripan dalam beberapa sisi. Apa sajakah itu? Mari kita
simak.
Catatan Perjalanan Liga Champions
Musim Ini
Kedua
tim sudah menjalani 12 laga Liga Champions musim ini. Enam di antaranya di fase
grup dan enam lainnya di fase gugur.
Barcelona
punya catatan yang sangat bagus di musim ini. Blaugrana berhasil memenangi 10 pertandingan dari 12 laga. Masing-masing
memenangi lima laga di fase grup dan fase gugur. Klub asuhan Luis Enrique ini
juga berhasil menyarangkan 28 gol dan 10 kali kebobolan. Sebuah catatan yang
patut membuat ciut nyali baris pertahanan lawan.
Sedangkan
La Vecchia Signora—julukan Juventus—memiliki
catatan tidak sebaik Barcelona. Klub asuhan Massimiliano Allegri ini memiliki 7
kemenangan, 3 seri, dan 2 kekalahan. Catatan yang kurang meyakinkan dari
seorang finalis. Namun dari segi gol, Juve punya catatan yang lebih efektif
dibandingkan Barca. Sebanyak 16 gol dan 7 kali kebobolan diraih Juve.
Dengan
data ini, setidaknya Bianconeri yang
memiliki barisan pertahanan yang tangguh dapat meredam keganasan barisan
serangan Blaugrana.
Peluang Treble Winner
Juventus
baru sudah mengunci gelar Scudetto yang
membuatnya kembali menjadi jawara Italia. Seiring dengan kesuksesan tampil di
final Coppa Italia dan Liga Champions, Juve berpeluang untuk menggondol treble winner alias memenangi tiga trofi
(Eropa, Liga Lokal, dan Cup Lokal) musim ini.
Barcelona
juga berpeluang sama. Meski belum memastikan satu gelar pun musim ini, El Barca bernasib sama dengan Juve.
Kesuksesan tampil di final Copa del Rey dan Liga Champions membuat Barcelona
berpeluang menyabet treble winner
pula. Apalagi Messi dkk memiliki kesempatan untuk mengunci gelar La Liga di
akhir pekan ini yang semakin membuat mereka dekat dengan treble winner.
Memiliki Darah Juara
Bukan
rahasia lagi bila dua klub ini adalah klub yang memiliki sejarah besar dan
bergemilang gelar. Di kompetisi ini sendiri, Barcelona sudah memenanginya
sebanyak empat kali, sedangkan Juve punya dua lebih sedikit.
Gelar
di level lokal tak perlu dipertanyakan kembali. Juve masih memegang rekor
sebagai klub Italia dengan gelar Serie A terbanyak dengan 31 gelar. Barcelona
memang tak memegang rekor sebagai peraih gelar La Liga terbanyak. Namun 22
gelar La Liga sudah cukup menjelaskan mental juara yang dimilikinya.
Kedatangan Pelatih Baru
Ketika
Allegri pertama kali diumumkan sebagai pelatih anyar Juve menggantikan Antonio
Conte, banyak pihak yang tak setuju. Berbagai pihak menilai Allegri tak akan
mampu meneruskan dinasti yang telah dibangun oleh Conte. Conte yang hijrah
menjadi pelatih timnas Italia dianggap pelatih yang sudah sangat luar biasa
dengan keberhasilannya meraih Scudetto
tiga musim berturut-turut bersama Juve sejak musim 2012 sampai 2014.
Hal
ini cukup beralasan karena Allegri dianggap sebagai pelatih yang gagal. Meski
sempat merasakan Scudetto bersama AC
Milan pada musim 2011, Allegri dipecat pada Januari 2014 karena dianggap tak
becus mengembalikan kejayaan klub rival sekota Inter Milan tersebut. Apalagi
Allegri juga tak memiliki pengalaman melatih klub sebesar Juve yang ditakutkan
malah akan merusak kejayaan Juventus beberapa tahun terakhir.
Namun,
semua tuduhan dan keraguan publik itu dapat terbantahkan. Terbukti Juve sukses
meneruskan kesuksesan kala dilatih oleh Conte, malah menjadi lebih bagus dari
era Conte dengan keberhasilan lolos ke babak final Liga Champions.
Agak
berbeda dengan Allegri, Luis Enrique datang ke Camp Nou dukungan atas
kehadirannya melatih Messi dkk musim ini. Enrique datang menggantikan Tata
Martino yang gagal total di musim sebelumnya. Penunjukan Enrique dipertimbangkan
karena ia sudah paham seluk beluk klub asal Katalan ini. Enrique memang pernah
menjadi bagian penting Barcelona sebagai pemain pada medio 1996-2004. Apalagi
ia juga pernah menjabat sebagai kapten pada 2002-2004. Belum lagi ia juga
pernah melatih Barcelona B yang tentu saja membuatnya hafal dengan permainan
tiki-taka ala Barcelona.
Namun,
ia bukannya luput dari suara sumbang. Beberapa pihak menilai Enrique tak cocok
melatih Barca seiring kegagalannya ketika melatih AS Roma pada 2011-2012. Kemampuannya
melatih diragukan banyak orang karena ia belum pernah berpengalaman melatih
klub besar macam Barcelona. Apalagi, pelatih 45 tahun ini juga pernah menjadi
bagian penting sang rival Real Madrid sebagai pemain pada 1991-1996.
Lagi-lagi,
keraguan publik akan Enrique berhasil terbantahkan dengan kesuksesannya
menghadirkan permainan serta hasil yang cukup memuaskan dengan peluang meraih treble winner.
Kedatangan
kedua pelatih di masing-masing klub ini seolah telah menghidupkan kembali sisi
haus akan gelar kedua klub raksasa ini.
Bertaburan Pemain Bintang
Keberhasilan
sebuah klub tentu saja ditunjang dengan memiliki pemain yang handal. Ya, kedua
klub ini sudah tak diragukan lagi memiliki pemain yang mumpuni. Mulai dari
barisan pertahanan hingga lini serang dihuni oleh pemain berstatus bintang dan
bermental juara.
Tengok
saja kehadiran Claudio Bravo, Ter-Stegen, Pique, Dani Alves, Jordi Alba,
Mathieu, Rakitic, Xavi, Iniesta, Messi, Suarez, dan Neymar yang sukses membuat
publik sepak bola berdecak kagum akan permainan spektakuler Barcelona.
Tak
ketinggalan Juventus juga memiliki pemain handal macam, Buffon, Chiellini,
Barzagli, Bonuci, Pogba, Vidal, Tevez, Morata, Llorente yang juga sukses
membuat Juve ditakuti di Italia maupun Eropa.
Pertempuran Antar Jawara
Sesungguhnya
Liga
Champions dibentuk sebagai ajang mempertemukan antar jawara liga di Eropa. Final
musim ini benar-benar menunjukkan bahwa kompetisi papan atas benua biru ini
bahwa ajang ini diperuntukkan oleh klub yang memiliki darah juara dan sejarah
besar.
Tak
heran kiranya bila final Liga Champions musim ini ditunggu-tunggu dan dianggap
sebagai final ideal. Mengingat reputasi kedua klub, siapakah yang akan membawa
pulang trofi The Big Ears musim ini?
Akankah Barcelona menambah koleksi gelarnya menjadi lima? Ataukah Juve yang
akan pulang membawa trofi ketiganya? Menarik untuk kita tunggu.
Surabaya,
16 Mei 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar