Sabtu, 16 Mei 2015

Final Ideal Liga Champions 2015


Akhirnya, Liga Italia yang sedang flop ini untuk pertama kalinya punya wakil di final kompetisi Eropa sejak lima tahun terakhir. Yups, Juventus berhasil lolos ke laga puncak di ajang paling bergengsi antar klub benua biru itu. Keberhasilan Juve ini diraih setelah berhasil mengalahkan Real Madrid dengan skor agregat 3-2.

Lain lagi dengan Liga Spanyol. Barcelona akan kembali tampil di final setelah berhasil mengalahkan raksasa Jerman, Bayern Munchen. Ini adalah penampilan perdana Barcelona di final Liga Champions setelah juara pada musim 2011.

Sebenarnya banyak pihak yang menginginkan El Clasico—Real Madrid vs Barcelona—menjadi laga pemuncak. Karena selama ini El Clasico belum pernah tersaji dalam laga puncak Liga Champions. Pertemuan paling bergengsi antar kedua klub ‘hanya’ sempat tersaji dalam laga semifinal Liga Champions 2010/2011.

Namun apa daya, Los Blancos sebagai sang juara bertahan malah tumbang oleh raksasa Italia itu di semifinal. Hal ini sekaligus meneruskan catatan tak ada klub yang bisa mempertahankan mahkota The Big Ears berganti format pada 1992.

Akan tetapi, beberapa pihak menyebut pertemuan antara Barcelona vs Juventus ini akan menjadi sebuah laga yang sangat spektakuler dan sebuah laga final yang ideal. Bukan berlebihan kiranya, karena kedua tim ini memiliki beberapa fakta yang menunjukkan bahwa keduanya merupakan klub yang sangat perkasa. Kedua tim juga memiliki beberapa kemiripan dalam beberapa sisi. Apa sajakah itu? Mari kita simak.

Catatan Perjalanan Liga Champions Musim Ini

Kedua tim sudah menjalani 12 laga Liga Champions musim ini. Enam di antaranya di fase grup dan enam lainnya di fase gugur.

Barcelona punya catatan yang sangat bagus di musim ini. Blaugrana berhasil memenangi 10 pertandingan dari 12 laga. Masing-masing memenangi lima laga di fase grup dan fase gugur. Klub asuhan Luis Enrique ini juga berhasil menyarangkan 28 gol dan 10 kali kebobolan. Sebuah catatan yang patut membuat ciut nyali baris pertahanan lawan.

Sedangkan La Vecchia Signora—julukan Juventus—memiliki catatan tidak sebaik Barcelona. Klub asuhan Massimiliano Allegri ini memiliki 7 kemenangan, 3 seri, dan 2 kekalahan. Catatan yang kurang meyakinkan dari seorang finalis. Namun dari segi gol, Juve punya catatan yang lebih efektif dibandingkan Barca. Sebanyak 16 gol dan 7 kali kebobolan diraih Juve.

Dengan data ini, setidaknya Bianconeri yang memiliki barisan pertahanan yang tangguh dapat meredam keganasan barisan serangan Blaugrana.

Peluang Treble Winner

Juventus baru sudah mengunci gelar Scudetto yang membuatnya kembali menjadi jawara Italia. Seiring dengan kesuksesan tampil di final Coppa Italia dan Liga Champions, Juve berpeluang untuk menggondol treble winner alias memenangi tiga trofi (Eropa, Liga Lokal, dan Cup Lokal) musim ini.

Barcelona juga berpeluang sama. Meski belum memastikan satu gelar pun musim ini, El Barca bernasib sama dengan Juve. Kesuksesan tampil di final Copa del Rey dan Liga Champions membuat Barcelona berpeluang menyabet treble winner pula. Apalagi Messi dkk memiliki kesempatan untuk mengunci gelar La Liga di akhir pekan ini yang semakin membuat mereka dekat dengan treble winner.

Memiliki Darah Juara

Bukan rahasia lagi bila dua klub ini adalah klub yang memiliki sejarah besar dan bergemilang gelar. Di kompetisi ini sendiri, Barcelona sudah memenanginya sebanyak empat kali, sedangkan Juve punya dua lebih sedikit.

Gelar di level lokal tak perlu dipertanyakan kembali. Juve masih memegang rekor sebagai klub Italia dengan gelar Serie A terbanyak dengan 31 gelar. Barcelona memang tak memegang rekor sebagai peraih gelar La Liga terbanyak. Namun 22 gelar La Liga sudah cukup menjelaskan mental juara yang dimilikinya.

Kedatangan Pelatih Baru

Ketika Allegri pertama kali diumumkan sebagai pelatih anyar Juve menggantikan Antonio Conte, banyak pihak yang tak setuju. Berbagai pihak menilai Allegri tak akan mampu meneruskan dinasti yang telah dibangun oleh Conte. Conte yang hijrah menjadi pelatih timnas Italia dianggap pelatih yang sudah sangat luar biasa dengan keberhasilannya meraih Scudetto tiga musim berturut-turut bersama Juve sejak musim 2012 sampai 2014.

Hal ini cukup beralasan karena Allegri dianggap sebagai pelatih yang gagal. Meski sempat merasakan Scudetto bersama AC Milan pada musim 2011, Allegri dipecat pada Januari 2014 karena dianggap tak becus mengembalikan kejayaan klub rival sekota Inter Milan tersebut. Apalagi Allegri juga tak memiliki pengalaman melatih klub sebesar Juve yang ditakutkan malah akan merusak kejayaan Juventus beberapa tahun terakhir.

Namun, semua tuduhan dan keraguan publik itu dapat terbantahkan. Terbukti Juve sukses meneruskan kesuksesan kala dilatih oleh Conte, malah menjadi lebih bagus dari era Conte dengan keberhasilan lolos ke babak final Liga Champions.

Agak berbeda dengan Allegri, Luis Enrique datang ke Camp Nou dukungan atas kehadirannya melatih Messi dkk musim ini. Enrique datang menggantikan Tata Martino yang gagal total di musim sebelumnya. Penunjukan Enrique dipertimbangkan karena ia sudah paham seluk beluk klub asal Katalan ini. Enrique memang pernah menjadi bagian penting Barcelona sebagai pemain pada medio 1996-2004. Apalagi ia juga pernah menjabat sebagai kapten pada 2002-2004. Belum lagi ia juga pernah melatih Barcelona B yang tentu saja membuatnya hafal dengan permainan tiki-taka ala Barcelona.

Namun, ia bukannya luput dari suara sumbang. Beberapa pihak menilai Enrique tak cocok melatih Barca seiring kegagalannya ketika melatih AS Roma pada 2011-2012. Kemampuannya melatih diragukan banyak orang karena ia belum pernah berpengalaman melatih klub besar macam Barcelona. Apalagi, pelatih 45 tahun ini juga pernah menjadi bagian penting sang rival Real Madrid sebagai pemain pada 1991-1996.

Lagi-lagi, keraguan publik akan Enrique berhasil terbantahkan dengan kesuksesannya menghadirkan permainan serta hasil yang cukup memuaskan dengan peluang meraih treble winner.

Kedatangan kedua pelatih di masing-masing klub ini seolah telah menghidupkan kembali sisi haus akan gelar kedua klub raksasa ini.

Bertaburan Pemain Bintang

Keberhasilan sebuah klub tentu saja ditunjang dengan memiliki pemain yang handal. Ya, kedua klub ini sudah tak diragukan lagi memiliki pemain yang mumpuni. Mulai dari barisan pertahanan hingga lini serang dihuni oleh pemain berstatus bintang dan bermental juara.

Tengok saja kehadiran Claudio Bravo, Ter-Stegen, Pique, Dani Alves, Jordi Alba, Mathieu, Rakitic, Xavi, Iniesta, Messi, Suarez, dan Neymar yang sukses membuat publik sepak bola berdecak kagum akan permainan spektakuler Barcelona.

Tak ketinggalan Juventus juga memiliki pemain handal macam, Buffon, Chiellini, Barzagli, Bonuci, Pogba, Vidal, Tevez, Morata, Llorente yang juga sukses membuat Juve ditakuti di Italia maupun Eropa.

Pertempuran Antar Jawara Sesungguhnya

Liga Champions dibentuk sebagai ajang mempertemukan antar jawara liga di Eropa. Final musim ini benar-benar menunjukkan bahwa kompetisi papan atas benua biru ini bahwa ajang ini diperuntukkan oleh klub yang memiliki darah juara dan sejarah besar.

Tak heran kiranya bila final Liga Champions musim ini ditunggu-tunggu dan dianggap sebagai final ideal. Mengingat reputasi kedua klub, siapakah yang akan membawa pulang trofi The Big Ears musim ini? Akankah Barcelona menambah koleksi gelarnya menjadi lima? Ataukah Juve yang akan pulang membawa trofi ketiganya? Menarik untuk kita tunggu.


Surabaya, 16 Mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar