“Silahkan duduk, Dit. Sudah lama
tidak bertemu. Kamu jadi semakin gemuk ya sekarang,” ujarnya.
“Iya. Senang bisa bertemu denganmu
lagi,” balasku.
“Oh iya. Mau minum apa ini?”
tanyanya.
“Hmm, tidak usah repot repot.”
“Ah tidak repot kok. Mau teh atau sirop?”
tanyanya lagi memastikan.
“Terserah kamu sajalah,” jawabku.
“Teh atau sirop?” Sekali lagi.
“Terserah saja.”
Ia masuk ke dalam meninggalkanku
sendirian. Tak lama kemudian ia kembali menemuiku tanpa membawa segelas apa pun
minuman.
“Lho mana minumannya?” tanyaku.
“Kan kamu bilang terserah. Ya
sudah, tidak usah saja.
“Ya kan aku haus.”
“Makanya pilih, teh atau sirop.
Kalau haus masak tidak minum.”
Surabaya, 19 Juni 2014
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar