“Mas, aku buka ya kurmanya,” kata Sadewa, adikku yang masih
10 tahun.
“Kurma? Bungkus kali yang dibuka,” balasku.
“Oh iya itu maksudku.” Ia tersenyum.
Ia membukanya dan mulai memakan isinya.
“Kata Pak Ustad, memakan kurma itu bisa dapat pahala, Mas.
Benar nggak?” tanyanya.
Aku terdiam. Kira-kira atas dasar apa ustad itu mengatakan
demikian? Aku mencoba mencari jawaban yang pas.
“Makanan apa saja yang kita miliki, akan lebih baik kalau itu
bisa dibagikan kepada orang lain. Mau kurma atau pare, kalau kita tidak berbagi
ya jadi kurang baik,” jawabku
“Jadi Pak Ustad salah dong?”
“Pak Ustad hanya belum bilang,” jawabku lagi.
Jember, 27 Juni 2014
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar