Tak ada angin di sini
Aku duduk bersila sendiri
Udara seperti enggan kemari
Lantaran tempat ini memang begitu
keji
Begitulah pandangan semua orang
terhadap jeruji
Mereka pikir aku ini tak akan
terampuni
Aku memang pantas begini
Diperlakukan bagai babi
Begitu dihindari
Tak ada suatupun yang kubisa
Tapi aku tak bisa beranjak dari
sini
Pun jua aku tak bisa meluruskan
kaki
Pun jua aku tak bisa tegak berdiri
Tapi aku masih bisa menggigit jari
Ya, jelas aku masih sangat bisa untuk
itu
Jari telunjuk pun kugigit sebisaku
Mengucur perlahan darah di
kepalanku
Aku menghadap tembok di belakangku
Kuarahkan telunjukku ke tembok itu
Darahku menempek diatasnya
Kutulis beberapa kata saja
“Tembok Ini Memang Tidak Tinggi”
Surabaya, 5 Oktober 2013
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar