Kamis, 21 November 2013

Tembok Ini Memang Tak Tinggi


Tak ada angin di sini
Aku duduk bersila sendiri
Udara seperti enggan kemari
Lantaran tempat ini memang begitu keji
Begitulah pandangan semua orang terhadap jeruji
Mereka pikir aku ini tak akan terampuni
Aku memang pantas begini
Diperlakukan bagai babi
Begitu dihindari

Tak ada suatupun yang kubisa
Tapi aku tak bisa beranjak dari sini
Pun jua aku tak bisa meluruskan kaki
Pun jua aku tak bisa tegak berdiri


Tapi aku masih bisa menggigit jari
Ya, jelas aku masih sangat bisa untuk itu
Jari telunjuk pun kugigit sebisaku
Mengucur perlahan darah di kepalanku
Aku menghadap tembok di belakangku
Kuarahkan telunjukku ke tembok itu
Darahku menempek diatasnya
Kutulis beberapa kata saja
“Tembok Ini Memang Tidak Tinggi”

Surabaya, 5 Oktober 2013

Aditya Prahara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar