Senin, 18 November 2013

Makna Semua Ini


Aku berada di ruangan yang gelap dan menyeramkan. Sudah dua jam psikiater ini menginterogasiku seperti maling ayam.

“Kenapa, Dit?” tanyanya.

Aku diam. Ia memandangku dengan sinis.

“Mereka bilang kamu anak yang pintar dan aktif di kelas,” katanya.

“Siapa yang bilang?” tanyaku.

“Guru-guru kamu.”

“Memang.”

“Lantas, kenapa kamu berubah? Nilai-nilai kamu turun. Kamu bawa belati dan pistol ke sekolah,” ujarnya.

“Kenapa buah jatuh dari pohonnya?” tanyaku lagi.

Ia terdiam. “Nggak tahu. Memangnya kenapa?”

“Karena sudah matang,” balasku.

“Tapi, buah bisa dimakan kelelawar kalau tidak segera diunduh.”

“Itu sebabnya saya bawa pistol dan belati ke sekolah, Pak,” kataku lagi.

Ia menggeleng-gelengkan kepala.
Jember, 2 Agustus 2011

Aditya Prahara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar