Aku dan teman-temanku sudah siap kerja untuk malam ini. Kami mempersiapkan linggis sebagai alat bantu utama kami. Tak lupa belati terselip di balik baju kami. Kami sudah siap.
Kami mengendap-endap. Mencari rumah yang ditinggal penghuninya. Sayangnya, malam ini masih begitu ramai. Jadi kami harus waspada.
Tiba-tiba datanglah seorang satpam.
“Hayo. Mau kerja ya?” katanya.
“Iya,” balasku.
“Mau aman nggak?”
“Iya ini,” kataku sambil memberinya uang.
“Hah, cuma seratus ribu?”
“Cukup itu, Bang.”
“Heh, contoh itu Gayus sama Nazaruddin. Mereka aja berani nyogok aparat. Masak kalian nggak berani ngasih lebih ke saya,” ujarnya.
“Kita ini maling, Bang. Bukan koruptor kayak mereka.”
Ambulu, 31 Juli 2011
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar