Saya baru saja selesai mandi. Segar
rasanya. Ya, tapi namanya juga air Surabaya, ya begitulah. Saya langsung
membuka laptop saya—tentu saja setelah selesai pakai baju, jancuk—ini, dan saya
buka blog saya. Ternyata sudah sebulan saya tak menulis. Lumayan lama juga ya.
Inspirasi banyak, tapi entah kenapa hasrat untuk menulis rasanya telah sirna.
Jadi, mau tak mau saya ya tidak menulis.
Satu bulan terakhir ini saya memang
cukup sibuk. Awal masuk kuliah semester dua dan tugas-tugas kuliah menghantui
saya. Saya jalani 24 sks semester ini dengan 9 mata kuliah. Saya cukup
menyesal, cuk. Saya jadi harus
benar-benar focus untuk kuliah kalau begini. Bandingkan saja, di semester 1,
saya cuma menjalani 19 sks dengan 8 mata kuliah. Sebenarnya tidak beda jauh
sih, tapi yang membuat saya cukup menyesal adalah isi materi. Semester 1 kan
masih awal jadi paling-paling ya mata kuliah pengantar, dasar, dan isinya
teori. Mendengarkan dosen, baca buku, diskusi, cari referensi di internet,
selesai. Tapi semester 2 ada mata kuliah Tipologi Sosial dengan 3 sks; 2 sks
kuliah dan 1 sks praktikum. Untuk praktikum harus survey terjun lapangan. Repot
juga. Tapi beginilah sebagai mahasiswa Sosiologi ya harus punya kredibilitas.
Semacam profesi saja.
Tugas menulis begitu banyak. Bukan saya tak suka menulis, tapi bahan yang ditulis. Mungkin dapat disimpulkan kalau ceracauan saya begini berarti saya ini pemalas, karena tak mau belajar. Saya sempat berfikir andaikan saya jadi masuk Sastra pasti saya lebih enjoy.
Tapi, salah satu dosen saya pernah
berkata, “Kalian ini calon Sosiolog, kalo kalian tidak peka, bagaimana kalian
bisa mempelejari gejolak yang terjadi di masyarakat.” Ia menyindir kemasalan
kami: para mahasiswa yang malas. Mendengar kalimat itu ada gejolak dalam hati
saya untuk kembali ke lintasan.
Saya rasa kejenuhan ini terlalu dini.
Dan sangat kurang ajar bila saya terus-terusan jenuh, tapi otak tak kunjung
penuh. Ya meski itu juga pada dasarnya tak akan penuh.
Surabaya, 31 Maret 2013
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar