Kamis, 21 November 2013

Hanya Takut Pada Tuhan


“Abang nyolongin barang orang terus seperti ini tiada bosan apa?” tanya saya.

“Yang penting, kita nyuri barang orang kaya. Orang kaya memang harus dicuri barangnya, kan mereka tidak bersedekah. Kita bantu sedekahin harta mereka ke orang miskin,” jawab Bang Samsul.

“Tapi ngapain pula abang ngerampok, nggebukin, nodong senjata, merkosa mereka, Bang?”

“Ya biar mereka kapok. Supaya kembali ke jalan yang benar. Aku nggak takut sama manusia, Nang. Aku cuma takut sama Tuhan. Kalau kita membantu orang miskin kan Tuhan senang.”

“Lah, memang kalau abang ngerampok, nggebukin, nodong senjata, merkosa, nyuri uang sesama manusia Tuhan senang? Memangnya kalau kita berani sama sesama manusia itu artinya abang masih takut sama Tuhan?”

“Ya, mudah-mudahan aja Tuhan bisa maklum kalau makhluk ciptaannya saling sikut, Nang. Namanya juga hidup. Perut lapar harus diisi. Jadi manusia kan harus profesional.”

“Kalau abang nurutin profesionalisme sebagai manusia macam itu berarti abang nggak takut sama Tuhan dong?”

Ia diam.

Surabaya, 6 Juni 2013

Aditya Prahara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar