Rabu, 20 November 2013

Pekerjaan (Cerita 150 Kata)


Kantor jadi sangat ramai semenjak artis itu terseret kasus narkoba. Saya tak terarik untuk mengikuti perkembangannya karena itu bukan bagian saya. Di tengah menunggu ada sesuatu kejadian—mungkin, saya membaca novel detektif untuk tambahan pengetahuan.

Tapi ketika sedang asyik-asyiknya, anak buah saya datang sambil membawa seorang yang kumal dengan tangan terborgol. Dugaan saya dia pencopet atau penjambret, karena sekarang mereka lagi booming akhir-akhir ini di kantor saya.

Saya memandanginya dari atas sampai bawah. Mata dan pipinya lebam, sepertinya baru dihakimi masa.

“Duduk! Nama?” tanya saya.

“Ahmad.”

“Umur?”

“25 tahun.”

Saya menanyai segalanya padanya.

Ngapain kamu nyopet?” tanya saya.

“Saya tak punya uang, Pak, untuk beli makan,” jawabnya sambil memasang wajah memelas.

Lah, ngapain juga kamu makan?! Puasa aja sekalian!” bentak saya berusaha membuatnya tertekan.

Lah, kalo saya ndak makan saya jadi ndak punya tenaga dong, Pak, buat nyopet,” jawabnya.

“Makanya kerja!”

“Saya kan pencopet, Pak, pekerjaan saya ya pencopet.”

Ambulu, 17 Februari 2013

Aditya Prahara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar