Malam
ini, saya masih terjaga. Sambil menunggu pertandingan sepakbola antara Bayern
Munchen vs Chelsea, saya menulis sedikit lah.
Saya
sedang di depan TV di rumah kos saya. Saya tidak sendiri di sini, saya sedang
bersama, anak ibu kos saya. Tapi ia sudah tidur sedari tadi.
Wah,
sungguh seharusnya ini jadi hari yang spesial kan. Hari ini adalah Hari
Kebangkitan Nasional. Oke, Met Hari Kebangkitan Nasional. Semoga saja ada suatu
semangat dari saya yang bangkit mulai hari ini. Tak lagi malas-malasan seperti
biasanya.
Tapi,
apakah saya betul-betul bisa, mengingat saya terlalu sering nongkrong
akhir-akhir ini. Cangkir kopi saya yang ada di sebelah saya ini sedang kosong
lho, jadi saya mau bikin kopi lagi. Nah, saya kan bisa-bisa bakal melek sampai
pagi. Pola tidur jadi berantakan. Ya, gini ini aktifitas saya. Saya merasa
tidak ada yang wah gitu. Makanya saya berharap ada rasa semangat yang bangkit.
Lha
wong saya ini kurang begitu mood juga lho untuk nulis, gimana mau semangat. Rasanya
saya tidak punya fundamental untuk memulai semangat. Jancuk kan? Ya saya
sendiri juga berusaha membangkitkan semangat saya ini. Entah itu menulis,
membaca, belajar, diskusi, ibadah, olah raga atau pun yang lainnya.
Semangat
yang pas untuk momen ini adalah semangat menghadapi SNMPTN. Ya, saya sebentar
lagi akan berhadapan dengan ujian masuk Perguruan Tinggi yang cukup berat ini.
Cobaan menanti saya, jadi saya harus semangat. Tapi, sekali lagi, kok rasanya
tidak ada semangat untuk meraihnya. Padahal ada fundamental yang begitu kuat
dalam kasus kali ini, yakni ingin belajar ke jenjang yang lebih lanjut.
Saya
merasa malu lho sama pahlawan kita kalau sampai tak ada satu pun semangat yang
bangkit dalam hidup saya. Malu betul. Masak saya asyik leha-lha sedangkan
mereka dulu berjuang begitu gigih untuk menciptakan bangsa Indonesia yang
sangat luar biasa ini.
Saya
sangat berharap betul ada semangat yang muncul dalam diri saya. Ketika saya
menanyakan semanagat saya, sebetulanya jawabannya ada dalam diri saya sendiri,
bukan?
Malam.
Jember,
20 Mei 2012
Aditya
Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar