Tiga tahun aku mengejar cintamu,
gadisku. Tapi tiga tahun pula kau menolakku. Kejam nian. Tapi itulah dirimu.
Justru itu yang kusuka darimu. Kau berbeda dengan gadis lain.
Selama tiga tahun, kubuatkan kau
puisi. Bahkan pada halaman persembahan tiap buku karyaku, kutujukan untukmu,
gadisku. Tapi, kau tetap tak mengindahkanku.
Saat itu, di hari ulang tahunmu.
Aku membelikanmu hadiah istimewa. Tapi, dalam perjalanan ke rumahmu, aku
disambar tronton. Pun kecelakaan tak terhindarkan.
Dan baru sekarang kau datang. Dan
baru sekarang kau bilang cinta. Dan sekarang kau menangis di pusaraku? Kau
menangis untuk apa, gadisku? Aku sudah tiada. Aku sudah menghadapNya. Terlambat
sudah.
Jember, 22 Juni 2011
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar