Dalam dua hari terakhir, berita
mengenai kepergian Casillas ke Porto menjadi sajian yang berseliweran di mata
saya. Ramai betul media daring sepak bola mewartakan kepergian Saint Iker itu. Berbagai pemain entah
yang pernah satu tim maupun tidak dengan Casillas angkat bicara. Sampai-sampai
ibu Casillas juga ikut berkomentar lho.
Sebenarnya apa spesialnya
Casillas? Karena dia kapten? Itu salah satunya. Salah satu penjaga gawang
terbaik? Mungkin. Tapi dua hal itu memang kombinasi yang menarik: seorang
kapten yang merupakan penjaga gawang terbaik atau seorang penjaga gawang
terbaik yang merangkap menjadi kapten. Saya sih tak mau terjebak dengan jabatan
kaptennya Casillas. Tapi pacar Casillas, Sara Carbonero cantik banget lho
(intermezo dikit).
Publik sepak bola dunia menyebut
Casillas sebagai legenda. Pemain yang sangat identik dengan klubnya. Ia adalah
ikon Real Madrid selama bertahun-tahun.
Oke, kepergian Casillas menjadi
duka bagi segenap penggemar Real Madrid. Bagaimana tidak, si doi udah gabung sama Laskar Putih (kalau
mau menerjemahkan Los Blancos) mulai
tahun 1990 atau saat ia masih berusia sembilan tahun. Berbagai trofi sudah
dimenangkan Casillas bersama Real Madrid. Hampir semua trofi sudah. Kalau nggak
percaya baca saja di catatan tentang Casillas di situs resmi Real Madrid atau
Liga BBVA atau wikipedia, niscaya Anda akan mendapat seabrek hal tentang kiper
bertinggi 185 cm ini.
Ia memang dicintai oleh fans
karena sosok kepemimpinan dari rendah hati yang dimilikinya. Lantas kenapa ia
harus pergi?
Banyak kabar miring yang muncul
bahwa kepergian Casillas ini tak lebih dari keinginan presiden Real Madrid,
Florentino Perez untuk mendepak pemain yang sudah 25 tahun mengabdi untuk klub
yang sangat legendaris di Spanyol itu. Setidaknya itu yang dikatakan oleh ibu
Casillas. Namun memang terlihat masuk akal karena pada musim panas ini Madrid
tengah ngotot untuk mendatangkan kiper MU, David De Gea. Konon, De Gea tak ingin
menjadi deputi Casillas, pun juga Casillas tak ingin jadi deputi De Gea.
Tak heran juga bila Anda
berkomentar berani betul Perez mengusir Casillas yang seorang legenda klub.
Seperti yang saya bilang tak perlu heran. Anda harus ingat Real Madrid sudah
pernah melakukan hal ini pada Raul Gonzalez di tahun 2010. Legenda hidup itu
harus rela terusir karena keberadaan Cristiano Ronaldo. Terlebih lagi dengan
segala ambisi yang dimiliki, mengusir legenda bukan hal yang perlu dihebohkan. Yang
penting dapat kejayaan. Terlihat semena-mena? Memang.
Saya pun mulai menyadari bahwa
bursa transfer musim panas 2015 ini ada beberapa pemain gaek yang bisa jadi
berstatus legenda klub pergi meninggalkan klub yang telah membesarkan namanya,
selain Casillas. Jika Anda mau menyebrang sedikit ke Katalonia, Anda akan
melihat Xavi Hernandez pergi dari Barcelona menuju klub Qatar, Al Sadd. Pindah
ke Italia, Anda akan mendapati Pirlo angkat kaki dari Juventus menuju klub MLS,
New York City. Belum lagi Premier League yang ditinggal dua legendanya, Frank
Lampard dan Steven Gerrard yang menuju duo klub MLS, New York City dan LA
Galaxy. Yang terbaru Bastian Schweinsteiger meninggalkan Bayern Munich menuju
Manchester United.
Nampaknya para pemain yang sudah
berusia di atas 30 tahun itu sudah mulai bosan dengan klubnya atau bosan dengan
gaji yang segitu-gitu aja. Atau apapun alasannya.
Terlepas dari segala polemik yang
menyertai transfer Casillas, sebaiknya kita sebagai bagian dari publik sepak bola
dunia menanti saja kiprah Saint Iker
bersama klub barunya. Tak ada yang lebih baik dari mendoakan yang terbaik untuk
Iker Casillas. Sukses selalu, Iker!
Jember, 13 Juli 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar