Kamis, 12 Maret 2015

Chelsea vs PSG: Ke Manakah Para Striker?


Sebelum laga yang mempertemukan antara Chelsea vs PSG (12/3) digelar, arsitek Chelsea Jose Mourinho sesumbar bahwa ia akan menjaga harga diri Premier League dengan membawa Chelsea lolos ke perempat final Liga Champions. Manajer asal Portugal itu mengungkapkan bahwa ia tidak bisa membayangkan kalau sampai Inggris tidak punya wakil di delapan besar Liga Champions.

“Sangat sulit membayangkan sepak bola Inggris, dengan liga terbaik di dunia, tidak memiliki satu wakil pun di babak perempat final Liga Champions,” tutur Mourinho sebagaimana ditulis oleh bola.net.

Pernyataan ini cukup beralasan mengingat dari tiga wakil Inggris yang tersisa di Liga Champions (Chelsea, Arsenal, dan Manchester City), hanya Chelsea yang berpeluang lebih besar untuk lolos ke perempat final dengan menuai hasil imbang pada leg pertama 16 besar. Sedangkan Arsenal dan Manchester City sama-sama harus menanggung malu di kandangnya sendiri pada leg pertama lalu.

Tumbal Gol Tandang

Sejak dibelakukannya peraturan gol tandang di Liga Champions, beberapa klub terpaksa menghentikan langkahnya di kompetisi. Mereka tersingkir bukan karena mereka kalah, namun karena hasil imbang pada skor agregat dan mereka kalah jumlah gol tandang dari lawan mereka.

Di antara beberapa klub bernasib seperti ini, PSG (Paris Saint-Germain) menjadi klub yang menjadi tumbal peraturan ini dua musim berturut-turut. Tengok saja, pada Liga Champions 2012-13, PSG harus rela menghentikan langkahnya di pentas tertinggi Eropa ini hanya sampai perempat final setelah laga melawan Barcelona berakhir dengan skor agregat 3-3. Skor agregat imbang memang mereka dapat, namun mereka kalah gol tandang. Lebih uniknya lagi mereka ‘kalah’ bukan karena mereka kalah. Pasalnya pada leg pertama mereka mengakhiri laga melawan Barcelona dengan skor 2-2 di Parc de Princes dan leg kedua dengan skor 1-1 di Camp Nou.

Pada musim 2013-14 pun juga demikian. PSG kembali menjadi tumbal gol tanda setelah mengakhiri perlawan Chelsea di perempat final dengan skor agregat 3-3. Agak sedikit berbeda dengan musim sebelumnya, pada leg pertama berakhir dengan skor kemenangan 3-1 bagi PSG di Parc de Princes dan leg kedua dengan skor 2-0 untuk Chelsea di Stamford Bridge.

Pada babak 16 besar musim ini, PSG harus rela undian menjodohkannya lagi dengan Chelsea seperti musim lalu. Dengan dibayang-bayangi oleh masa lalu yang tak memihak padanya, pantas kiranya PSG perlu hati-hati. Bayang-bayang gugur karena menjadi korban dan bukannya karena kalah menjadi beban bagi PSG. Namun ternyata kali ini hasil sebaliknya yang mereka raih.

Jalannya Pertandingan

PSG menjalani laga leg kedua melawan Chelsea di babak 16 Liga Champions musim ini dengan modal yang tidak menguntungkan. Pada leg pertama mereka di Parc Princess, mereka hanya meraih hasil imbang dengan skor 1-1. Ini berarti cukup dengan skor kacamata Chelsea bisa lolos ke perempat final. Berbeda dengan PSG yang wajib menang atau imbang dengan keunggulan gol tandang.

Pertandingan yang berlangsung di Stamford Bridge pada Kamis (12/3) itu bejalan dengan cukup keras dan cenderung dramatis. Selain itu, keputusan kontrovesial dari wasit Bjorn Kuipers juga menghiasi laga ini.

Tempo yang melambat membuat pertandingan terkesan memobosankan. Meski tak tampil definsif, kedua tim memiliki peluang minim untuk bisa menembus barisan pertahanan lawan. Bola lebih banyak dimainkan di lini tengah dan terkadang melebar ke sayap.

Kontroversi mulai terjadi di menit ke-32. Ibrahimovic harus rela diusir dari lapangan setelah ia berebut bola liar dan bertabrak dengan Oscar. Sebenarnya tayangan ulang menunjukkan bahwa kedua pemain sama-sama memiliki peluang untuk mendapatkan bola. Namun mungkin Bjorn Kuipers termakan tipuan Oscar yang merasa kesakitan sehingga membuat wasit asal Belanda itu mengeluarkan kartu merah untuk Ibra. Wasit juga kembali membuat keputusan kontroversi saat Diego Costa dijatuh oleh Cavani di kotak penalti. Wasit tidak menganggapnya sebagai sebuah pelanggaran. Alhasil, skor kacamata mengakhiri babak pertama.


Bermain dengan sepuluh pemain membuat PSG tampil lebih agresif untuk bisa lolos. Pertandingan berjalan mulai keras dengan dikelurkannya empat kartu kuning. Publik Stamford Bridge akhirnya bergemuruh setelah Gary Cahill berhasil menceploskan bola gawang dalam situasi kemelut di muka gawang pada menit ke-81. Lima menit berselang, giliran pendudukan PSG yang bersorak. Kali ini David Luiz yang berhasil mencetak gol lewat tandukan dengan memanfaat tendengan sudut Lavezzi. David Luiz juga tidak malu-malu untuk mencetak ke gawang mantan klubnya itu dengan melakukan selebrasi seolah ingin berkata pada Mourinho bahwa Mourinho salah telah ‘membuangnya’. Skor agregat 2-2 memaksa kedua tim melanjutkan pertandingan ke babak perpanjangan waktu.


Hanya enam menit memasukan babak perpanjangan waktu, Chelsea mendapat hadiah penalti handsball Thiago Silva. Hazard maju sebagai eksekutor pun sukses menunai tugasnya. Skor 2-1 untuk Chelsea. Memasuki sepuluh menit menjelang berakhirnya babak perpanjangan waktu, kapten Thiago Silva membayar kesalahannya. Setelah sundulan pertamanya berhasil diselamat oleh Thibaut Courtois, Thiago Silva berhasil memperdaya kiper asal Belgia itu pada usaha kedua dan menbuat skor menjadi 2-2. Chelsea berusaha untuk meningkatkan serangan namun tak ada gol lagi yang tercipta di waktu yang tersisa. Skor agregat 3-3 pun membuat Chelsea menjadi wakil Inggris yang lebih dulu menghentikan langkah di babak 16 besar. Dan duo bek Brazil mengantarkan PSG mengakhir kutukannya. David Luiz pun dinobatkan sebagai Man of the Match dalam laga ini.

Reaksi Pelatih

Pelatih PSG, Laurent Blanc memuji anak asuhnya. Pelatih berpaspor Perancis ini mengaku bahwa kartu merah Ibrahimovic justru memacu anak buahnya untuk dapat memenangkan pertandingan.

"Ini merupakan kegembiraan yang luar biasa. Para pemain sudah siap dan melakukan kerja yang hebat. Mereka memainkan laga yang luar biasa dari awal hingga akhir. Kami memang sempat mendapat pukulan berat kala Ibra dikartu merah, namun saya merasa hal itu membuat pemain makin semangat di paruh kedua. Pertandingan tadi sedikit gila, dan penampilan kami amat hebat. Saya harus melihat statistik dan melihat semuanya. Bahkan ketiga laga dimainkan 10 lawan 11, kami mampu efisien. Ini malam yang hebat untuk semua suporter Prancis. Kami melakukan sesuatu yang hebat," tutur Blanc pada Infosport.

Pelatih Chelsea, Jose Mourinho juga menganggap bahwa kartu merah Ibrahimovic menguntungkan PSG. Ia juga mengakui bahwa anak buah bermain buruk pada pertandingan ini dan PSG bermain lebih baik daripada Chelsea.

"Benar bahwa kami memegang kendali dan hasil pertandingan dua kali, tapi lawan kami lebih kuat. Mereka bisa mengatasi tekanan dengan lebih baik dibanding kami. Saya rasa, saat mereka bermain dengan 10 pemain, kami mendapat tekanan ekstra untuk menang," terang pria Portugal ini kepada Sky Sports. Hasil ini pun membuatnya harus rela mengubur mimpi untuk menjuarai Liga Champions musim ini.

Ke Manakah Para Striker?


Pada pertandingan tersebut, tak ada satu pun striker yang berhasil mencetak gol. Menariknya tiga dari empat yang tercipta di laga tersebut dicetak oleh bek yang notabene bertugas di barisan pertahanan. Kebuntuan masing-masing barisan penyerang membuat pertandingan kedua tim kesulitan untuk mencetak gol. Bola memang terkesan tertahan di tengah. Terbukti dengan gol yang diciptakan pada menit-menit akhir dan diciptakan oleh pemain bertahan mengesankan barisan penyerang seperti mati kutu.

Kedua tim bukannya tidak memiliki striker yang hebat. PSG dan Chelsea yang dikenal sebagai klub yang doyan royal dalam membeli pemain ini memiliki segudang pemain top di barisan penyerang. Tengok saja Ibrahimovic dan Cavani di PSG dan Diego Costa di Chelsea. Namun, mereka seperti gagal menunjukkan kemampuannya. Satu gol yang dihasilkan oleh pemain yang bukan bek pun merupakan gol yang dicetak dari titik putih oleh Hazard yang merupakan seorang pemain sayap.

Ini harus menjadi catatan penting bagi kedua tim. Kebuntuan kedua tim harus segera ditangani dan dicari jalan keluarnya agar barisan penyerang dapat kembali unjuk kebolehan dan menujukkan kemampuannya.

Surabaya, 12 Maret 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar