Selasa, 24 Februari 2015

8 Tim Papan Atas Eropa Yang Pernah Terdagradasi


Beberapa bulan yang lalu, Borussia Dortmund menjadi bulanan media. Bukan karena prestasi yang mentereng, namun karena Dortmund sempat masuk zona degradasi di Bundesliga. Bagaimana tidak, klub jawara Bundesliga 2012 ini hanya mengemas 15 poin sampai pekan ke-17. Bahkan Dortmund sempat ada di peringkat 16 klasemen sementara, yang berarti terancam untuk tergradasi. Hal ini berbanding terbalik dengan penampilan Dortmund di pentas Liga Champion UEFA. Klub asuhan Jurgen Klopp ini berhasil lolos ke fase gugur dengan status juara grup D dengan 13 poin. Namun, Reus dkk membuktikan bahwa mereka tidak akan tergradasi. Rival Bayern Munchen ini kini mulai bangkit dan meninggalkan zona degradasi dengan menghuni peringkat 12 dengan 25 poin dari 22 pertandingan.

Dengan berlaga di Liga Champion, bukan jaminan bagi sebuah klub bisa selalu tampil menawan di pentas lokal. Maka terang saja banyak media yang ‘mengkhawatirkan’ Dortmund bisa saja tergradasi pada musim berikutnya. Karena sejarah telah membuktikan bahwa ada beberapa klub besar dengan pemain yang berkualitas namun masih saja bisa tergradasi dan berbagai macam alasan. Berikut adalah 10 papan atas yang pernah tergradasi pada musim berikutnya. Siapa saja mereka?

1. Sampdoria

Musim 2010-2011 menjadi sejarah kelam bagi klub Serie A, Sampdoria. Pada musim itu Sampdoria berkesempatan untuk berlaga di Liga Champions dengan masuk babak play-off karena berhasil menduduki peringakat empat di klasemen Serie A 2009-2011. Namun mimpi untuk tampil di pentas tertinggi Eropa harus musnah lantaran mereka kalah dari Werder Bremen dengan agregat 5-4. Dengan berisikan pemain macam Antonio Cassano dan Giampaolo Pazzini, suporter Sampdoria tidak pernah membayangkan klub kebanggaannya menorehkan hasil buruk. Konflik di tubuh manajemen dan pemain berkelas yang meninggalkan klub membuat Sampdoria mengakhiri Serie A di posisi 18 dan harus rela berlaga di Serie B pada musim berikutnya.

2. Villarreal

Nasib Villareal ini mirip dengan Sampdoria. Dengan berlaga di Liga Champions pada musim 2011-12 dan pemain berbakat seperti Diego Lopez, Giuseppe Rossi, Nilmar dan Gonzalo Rodriguez, Villarreal tetap gagal untuk lolos ke fase gugur Liga Champions musim itu. Kemudian, hal buruk mulai berdatangan. Pemain cedera dan sebagian besar dari mereka di bawah performa dan barisan pertahanan membuat banyak kesalahan yang mengharuskan mereka mengakhiri musim berada di posisi 18 klasemen La Liga dan tergradasi pada musim itu.

3. West Ham United

The Hammers selama ini adalah tim papan tengah di Liga Premier Inggris, namun tidak untuk musim 2002-03. West Ham memiliki pemain seperti Paolo di Canio, Michael Carrick dan Jermain Defoe musim itu. Sayangnya, tak satu pun dari mereka yang mampu melakukan yang terbaik bagi klub yang dibelanya. Manajer Roeder berjuang dengan masa jabatannya kinerjanya dan digantikan oleh manajer caretaker Trevor Brooking. West Ham terdegradasi pada hari terakhir musim ini dengan 42 poin.

4. Leeds United

Setelah Peter Reid berhasil membuat Leeds United tetap berlaga di Liga Premier Inggirs musim 2002-03, ia diberi kontrak permanen oleh Leeds. Sayangnya, ia memiliki awal yang mengerikan di musim 2003-04. Ia harus rela dipecat. Klub juga menjual pemain seperti Rio Ferdinand, Robbie Keane dan Robbie Fowler. Akibatnya, Leeds United terdegradasi pada tahun 2004. Dan mereka belum mampu kembali ke Liga Primer Inggris sampai sekarang.

5. Atletico Madrid

Sebelum menjadi raksasa seperti sekarang, klub Spanyol Atletico Madrid terdegradasi dari papan atas pada musim 1999-2000. Presiden klub Yesus Gil dinyatakan bersalah dengan menyalahgunakan dana klub. Atletico telah menandatangankan pemain top seperti Jimmy Floyd Hasselbaink, akan tetapi harus rela turun ke Segunda Divison dengan menghuni peringkat 19. Uniknya, Atletico berhasil mencapai final Copa del Rey musim itu.

6. Liverpool

Musim 1953-54 sejarah berakhirnya 50 tahun yang luar biasa bagi Liverpool di divisi satu Liga Inggris. The Reds kalah lima pertandingan liga berturut-turut di awal musim. Kebobolan 97 gol pada musim itu menjadi alasan utama mereka degradasi. Manajer legendaris Bill Shankly mengambil alih posisi manajerial pada tahun 1959.

7. Manchester United

Sammy McIlroy mencetak enam gol untuk Manchester United di musim 1973-1974. Tommy Docherty adalah manajer saat itu. Pada musim itu United tampil buruk dan harus melakukan pertempuran degradasi musim itu. Saingan Manchester City ini terus tampil buruk dan harus ‘diasingkan’ ke divisi dua.

8. Juventus

Mungkin inilah kasus degragasi yang paling menghebohkan jagat sepak bola. Musim 2005-06 adalah musim yang paling memalukan dalam sejarah Serie A bagi. Mereka telah memenangkan Scudetto musim itu karena dihuni oleh pemain besar seperti Buffon, Nedved, Cannavaro, Del Piero, dan Ibrahimovic. Setelah musim yang sukses itu, Juventus diselidiki dan skandal Calciopoli (pengaturan skor) menimpa si Nyonya Tua. Manajer umum Luiciano Moggi dinyatakan bersalah. Juventus pun harus rela dilucuti dari gelar Serie A 2004-05 dan 2005-06. Mereka pun harus tergradasi untuk berlaga di Serie B. Namun, ada satu pelajaran berharga dari kasus ini. Loyalitas pemain yang luar biasa membuat pemain hebat seperti Buffon, Del Piero, dan Nedved tidak ingin meninggalkan klub padahal banyak tawaran menggiurkan berdatangan.

Itulah delapan klub papan atas Eropa yang memiliki nasib buruk dalam sejarah klub mereka. Sejarah besar, pemain hebat, pelatih berpengalaman atau apa pun yang mengagumkan tidak menjadi sebuah klub akan selalu tampil sukses. Karena bola itu bundar, Bung!

Salam Olahraga


Surabaya, 24 Februari 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar