Beberapa
bulan yang lalu, Borussia Dortmund menjadi bulanan media. Bukan karena prestasi
yang mentereng, namun karena Dortmund sempat masuk zona degradasi di
Bundesliga. Bagaimana tidak, klub jawara Bundesliga 2012 ini hanya mengemas 15
poin sampai pekan ke-17. Bahkan Dortmund sempat ada di peringkat 16 klasemen
sementara, yang berarti terancam untuk tergradasi. Hal ini berbanding terbalik
dengan penampilan Dortmund di pentas Liga Champion UEFA. Klub asuhan Jurgen Klopp
ini berhasil lolos ke fase gugur dengan status juara grup D dengan 13 poin.
Namun, Reus dkk membuktikan bahwa mereka tidak akan tergradasi. Rival Bayern
Munchen ini kini mulai bangkit dan meninggalkan zona degradasi dengan menghuni
peringkat 12 dengan 25 poin dari 22 pertandingan.
Dengan
berlaga di Liga Champion, bukan jaminan bagi sebuah klub bisa selalu tampil
menawan di pentas lokal. Maka terang saja banyak media yang ‘mengkhawatirkan’
Dortmund bisa saja tergradasi pada musim berikutnya. Karena sejarah telah
membuktikan bahwa ada beberapa klub besar dengan pemain yang berkualitas namun
masih saja bisa tergradasi dan berbagai macam alasan. Berikut adalah 10 papan
atas yang pernah tergradasi pada musim berikutnya. Siapa saja mereka?
1. Sampdoria
Musim
2010-2011 menjadi sejarah kelam bagi klub Serie A, Sampdoria. Pada musim itu
Sampdoria berkesempatan untuk berlaga di Liga Champions dengan masuk babak play-off karena berhasil menduduki
peringakat empat di klasemen Serie A 2009-2011. Namun mimpi untuk tampil di
pentas tertinggi Eropa harus musnah lantaran mereka kalah dari Werder Bremen
dengan agregat 5-4. Dengan berisikan pemain macam Antonio Cassano dan Giampaolo
Pazzini, suporter Sampdoria tidak pernah membayangkan klub kebanggaannya
menorehkan hasil buruk. Konflik di tubuh manajemen dan pemain berkelas yang
meninggalkan klub membuat Sampdoria mengakhiri Serie A di posisi 18 dan harus
rela berlaga di Serie B pada musim berikutnya.
2. Villarreal
Nasib
Villareal ini mirip dengan Sampdoria. Dengan berlaga di Liga Champions pada
musim 2011-12 dan pemain berbakat seperti Diego Lopez, Giuseppe Rossi, Nilmar
dan Gonzalo Rodriguez, Villarreal tetap gagal untuk lolos ke fase gugur Liga
Champions musim itu. Kemudian, hal buruk mulai berdatangan. Pemain cedera dan
sebagian besar dari mereka di bawah performa dan barisan pertahanan membuat
banyak kesalahan yang mengharuskan mereka mengakhiri musim berada di posisi 18
klasemen La Liga dan tergradasi pada musim itu.
3. West Ham United
The Hammers selama ini adalah tim papan tengah di Liga Premier
Inggris, namun tidak untuk musim 2002-03. West Ham memiliki pemain seperti
Paolo di Canio, Michael Carrick dan Jermain Defoe musim itu. Sayangnya, tak
satu pun dari mereka yang mampu melakukan yang terbaik bagi klub yang dibelanya.
Manajer Roeder berjuang dengan masa jabatannya kinerjanya dan digantikan oleh
manajer caretaker Trevor Brooking. West Ham terdegradasi pada hari terakhir
musim ini dengan 42 poin.
4. Leeds United
Setelah
Peter Reid berhasil membuat Leeds United tetap berlaga di Liga Premier Inggirs musim
2002-03, ia diberi kontrak permanen oleh Leeds. Sayangnya, ia memiliki awal
yang mengerikan di musim 2003-04. Ia harus rela dipecat. Klub juga menjual
pemain seperti Rio Ferdinand, Robbie Keane dan Robbie Fowler. Akibatnya, Leeds
United terdegradasi pada tahun 2004. Dan mereka belum mampu kembali ke Liga
Primer Inggris sampai sekarang.
5. Atletico Madrid
Sebelum
menjadi raksasa seperti sekarang, klub Spanyol Atletico Madrid terdegradasi
dari papan atas pada musim 1999-2000. Presiden klub Yesus Gil dinyatakan
bersalah dengan menyalahgunakan dana klub. Atletico telah menandatangankan
pemain top seperti Jimmy Floyd Hasselbaink, akan tetapi harus rela turun ke
Segunda Divison dengan menghuni peringkat 19. Uniknya, Atletico berhasil mencapai
final Copa del Rey musim itu.
6. Liverpool
Musim
1953-54 sejarah berakhirnya 50 tahun yang luar biasa bagi Liverpool di divisi
satu Liga Inggris. The Reds kalah lima
pertandingan liga berturut-turut di awal musim. Kebobolan 97 gol pada musim itu
menjadi alasan utama mereka degradasi. Manajer legendaris Bill Shankly
mengambil alih posisi manajerial pada tahun 1959.
7. Manchester United
Sammy
McIlroy mencetak enam gol untuk Manchester United di musim 1973-1974. Tommy
Docherty adalah manajer saat itu. Pada musim itu United tampil buruk dan harus melakukan
pertempuran degradasi musim itu. Saingan Manchester City ini terus tampil buruk
dan harus ‘diasingkan’ ke divisi dua.
8. Juventus
Mungkin
inilah kasus degragasi yang paling menghebohkan jagat sepak bola. Musim 2005-06
adalah musim yang paling memalukan dalam sejarah Serie A bagi. Mereka telah
memenangkan Scudetto musim itu karena dihuni oleh pemain besar seperti Buffon,
Nedved, Cannavaro, Del Piero, dan Ibrahimovic. Setelah musim yang sukses itu,
Juventus diselidiki dan skandal Calciopoli
(pengaturan skor) menimpa si Nyonya Tua.
Manajer umum Luiciano Moggi dinyatakan bersalah. Juventus pun harus rela dilucuti
dari gelar Serie A 2004-05 dan 2005-06. Mereka pun harus tergradasi untuk
berlaga di Serie B. Namun, ada satu pelajaran berharga dari kasus ini.
Loyalitas pemain yang luar biasa membuat pemain hebat seperti Buffon, Del
Piero, dan Nedved tidak ingin meninggalkan klub padahal banyak tawaran
menggiurkan berdatangan.
Itulah
delapan klub papan atas Eropa yang memiliki nasib buruk dalam sejarah klub
mereka. Sejarah besar, pemain hebat, pelatih berpengalaman atau apa pun yang
mengagumkan tidak menjadi sebuah klub akan selalu tampil sukses. Karena bola
itu bundar, Bung!
Salam
Olahraga
Surabaya,
24 Februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar