“Gol!”
Aku melemparinya botol air mineral.
“Gol!”
Ia malah mengejekku, matanya masih
menatap pada layar kaca.
“Ini luar biasa, Dit! Barcelona,
Dit! Dia pasti juara. Aku yakin,” ujarnya menggebu-gebu.
“Dan, kenapa sih kau begitu suka
sepak bola? Selalu Barcelona yang dibicarakan. Apa spesialnya?” tanyaku.
“Kau tidak tahu. Barcelona itu
sejarahnya berawal dari perlawanan orang Katalonia kepada pemerintah kerajaan
Spanyol. Jiwa pemberontak itu yang membuatku jadi menyukainya. Pun permainannya
cantik pula. Itu bisa menjadi pelajaran bagiku,” terangnya.
“Aku senang kau bilang permainan
Barcelona cantik. Memang demikian.”
“Lantas?”
“Kenapa kau diam saja ketika upahmu
tak dibayarkan 2 bulan ini? Barcelona memang menyibukkanmu?”
Surabaya, 6 Mei 2014
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar