Aku kaget
setengah mati, cuk, melihat hasil ulangan Sejarah yang dibagikan tadi pagi.
Aku akan
cerita dulu wis
kronologi jalannya ulangan Sejarah hingga aku kaget mendapatkan hasil yang
menurutku aneh.
Jadi waktu
itu adalah hari Selasa. Ulangan Sejarah akan diadakan pada jam ke3 dan ke4. Nanging
aku belum belajar sama sekali, cuk, karena suatu hal. Materi yang akan diujikan
adalah mengenai pemerintahan Orde Baru. Tapi aku yakin aku akan sukses
menghadapi ulangan. Aku cukup paham seluk-beluk rezim Orde Baru.
Pak Karni,
Guru Sejarahku, masuk kelas. Langsung membacakan soal ulangan. Aku denga takzim
mendengarkan suara beliau. Kucatat apa yang beliau bilang. Selesai mencatat,
perutku mules. Ini adegan paling asu yang aku benci. Aku lupa kalo aku lagi
diare, cuk. Otomatis karena sudah tak tertahankan, aku pun ijin untuk ke luar
kelas.
“Pak, nuwun sewu.
Mau ijin ke belakang,” ujarku.
“Iya,” ucap
Pak Karni tanpa menolehku.
“Tapi,
kayaknya lama, Pak,” ucapku agak keras.
Pak Karni
menoleh. “Ya wis,
nggak papa.”
Aku langsung
lari terbirit-birit menuju toilet. Aku sudah ta mengindahkan sapaan beberapa
sapaan teman-teman dan penjual makanan yang ada di kantin.
Membutuhkan
waktu cukup lama, cuk. Rasane kok gak mari-mari. Sekitar 30 menit aku baru ke
luar. Dan masuk kembali ke kelas. Aku belum ngerjain soal sama sekali. Tapi
kulihat beberapa teman sudah leyeh-leyeh. Itu tandanya mereka sudah selesai.
Asu!
“Wis mari koen,
cuk?” tanyaku.
Ia tersenyum.
Asu!
Aku langsung
buru-buru mengerjakan soal. Ngebut, cuk. Karena aku semalem gak belajar,
akhirnya aku menulis sesuai dengan apa yang kuketahui saja. Sekitar 15 menit
kemudian ulanganku selesai. Lega.
Dan akhirnya
datang saat yang ditunggu-tunggu, pembagian hasil ulangan. Aku menunggu
harap-harap cemas. Pak Karni bergantian memanggil nama siswa di kelasku.
Saatnya aku dipanggil. Aku maju perlahan. Jantungku berdetak lebih cepat
seperti genderang mau perang. Kuambil kertas ulanganku, dan, Asu!
Aku dapet 95,
cuk! Aku nggak nyangka. Mungkin aku bisa saja dapet 100 ya kalau aku malam itu
belajar. Asu!
Jember, 3 Desember 2011
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar