Aku ingin mengirim surat untuk
Tuhan.
Tuhan, terima kasih kau beri aku segalanya untukku. Kau telah mengirimkan
dia untukku. Tak pernah sekalipun aku mencintai seseorang teramat sangat
seperti aku mencintainya. Ia yang membuatkanku sarapan. Ia yang mengasuh
anak-anakku. Ia yang dengan tulus memberi cinta tiada tara. Terima kasih.
Tapi Tuhan, maafkanlah aku. Aku teramat-sangat mencintainya. Dan aku
hanya sekali saja melakukan kesalahan. Hanya sekali. Sungguh. Maafkanlah aku.
Bukakanlah pula hatinya untuk memaafkan aku. Kumohon dengan sangat. Ampuni aku,
Tuhan.
Dengan jantung derdegup kencang,
perlahan-lahan aku membuka amplop hasil tes HIV/AIDS. Hasilnya negatif.
Oh, terima kasih, Tuhan. Tapi, maafkanlah aku, Tuhan.
Jember, 24 Mei 2011
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar