Aku merasa gila, gadisku. Lantaran
aku tak merasa waras. Bisakah dirimu
membantuku?
Aku masih ingat saat kita kencan.
Entah apa aku pantas menyebutnya
kencan. Aku cuma mengingat masa indah
itu. Bukan aku lancang.
Aku masih ingat ketika kita main di sungai.
Dunia terasa milik berdua. Aku bagai terbang ke langit tujuh.
Padahal aku belum pernah ke langit tujuh. Tapi
bersamamu kurasakan itu.
Aku juga ingat ketika kita berduaan di taman kota. Dengan
diterangi lampu taman
yang membiaskan banyangan
kita.
Kita tertawa bersama. Menangis bersama.
Tapi sebenarnya untuk apa?
Memang aku yang gila.
Kamu tidak gila.
Aku juga ingat, mengantarmu pulang ke rumah.
Melihat wajahmu yang kemerahan.
Percampuran antara malu dan bahagia.
Rumahmu amat indah.
Jalannya juga asyik bak lintasan pemacu adrenalin.
Banyak pohon di pinggirnya.
Tempat aku sekadar buang air di sana.
Ke mana kau sekarang, gadisku?
Sudah melupakanku?
Tak apa, aku juga sudah lupa padamu.
Jember, 8 September 2011
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar