Senin, 18 November 2013

Sebuah Kenyataan


Aku berjalan diterangi lampu taman
Tak tahu, ke mana kaki harus melangkah
Apakah aku akan berdiam diri
Tanpa arah dan tujuan pasti
Kulihat di sana banyak sekali yang sedang gundah
Gundah gulana, dan awan hitam menghiasi malam ini
Sungguh drama yang menyedihkan
Dunia adalah panggung sandiwara yang menyedihkan

Ada sejuta wajah penuh harapan
Berharap sesuap nasi menghampiri mereka
Padahal, kering sudah dunia ini
Makin kelam malam menyelimuti
Hati berselimut ketidakpastian
Keraguan merajai dunia

Saat cinta terbang ke awan
Mereka tak tahu lagi untuk apa cinta
Ketidakadilan hidup adalah bagian dari pikiran
Tatkala kebahagian direnggut oleh keserakahan
Perut kosong harus diisi
Tapi, bagaimana mendapat isi perut ini
Kemiskinan terus ada, cinta akan hanyut dibawa lautan api

Sungguh ingin aku membantu
Tapi apa yang bisa kubantu
Aku tak jauh beda dengan mereka
Harapan kosonglah yang menghantui bayang mereka, juga aku

Pergi menembus kegelapan saja
Biar cinta ini berserakan
Lantaran hidup dibayangi ketakutan
Adakah dari mereka merasa terenyuh
Melihat kami tetap begini tanpa kebahagiaan

Jelas, kami tak boleh mengaduh
Bukan tak boleh, tapi pikiran kami sudah penuh
Berpikir, bagaimana bisa mereka tak bisa mencium sampah disampingnya
Alangkah kami ini hanya seonggok daging yang tiada guna
Jember, 22 Juli 2011

Aditya Prahara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar