Tadi malam ia memberiku cincin. Ia benar-benar serius ternyata. Cincin ini akan menjadi saksi bisu kisah cinta kami.
Bel pulang sekolah berbunyi, lantas aku ingin menghampirinya. Baru saja keluar kelas, ia ternyata sudah menjemputku. Senyumnya sangat manis. Betapa tampannya ia.
“Hai, gadisku,” sapanya.
“Hai, ksatriaku.”
“Aku ingin bicara denganmu, penting.”
“Oh ya? Apa?”
“Di sini terlalu ramai.”
Wah, ia ingin bicara di tempat yang sepi. “Di sini sajalah. Seberapa pentingkah?”
“Penting sekali.”
“Di sini saja.”
“Kita akhiri saja hubungan ini.”
Bom meledak di hatiku.
“Aku tak mencintaimu lagi.”
Dengan santainya ia membiarkan aku diam dengan mulut ternganga dan mata berlinang.
Jember, 8 Juni 2011
Ide: Maharani Dwi Pratiwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar