Senin, 18 November 2013

Menggendong Dia


Aku berjalan dengan santai melewati koridor sekolah. Tiba-tiba ada seorang gadis menabrakku hingga barang-barangnya berjatuhan. Aku mengambilkannya—persis film-film romance. Aku menatap wajahnya. Ia tersenyum. Manis sekali. Lantas kuajak berkenalan.

Kami mengobrol ngalor ngidul ngetan ngulon. Lalu, kuajak dia menonton sepakbola di stadion. Ia menerima ajakanku.

Aku mendukung tim favoritku. Ia senang melihatku terlonjak-lonjak, ia ikut melompat-lompat sepertiku. Ketika melompat tiba-tiba kakinya terkilir. Aku bingung. Akhirnya kuminta dia naik ke punggungku, dan jadilah aku menggendongnya. Adegan semakin romantis.

Tiba-tiba hujan menghiasi adegan ini.

“Bangun, bujang! Sudah jam sembilan masih molor saja. Sampai kapan kau mau jadi pengangguran,” tegur ibuku.

Jember, 24 April 2011

Aditya Prahara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar