Aku sedang memperhatikan Andi yang
sedang bermain gitar. Asyik sekali. Permainannya sangat halus. Aku suka.
“Kau bisa jadi gitaris yang hebat.
Ian Antono,” ujarku.
Ia berhenti memainkan gitar dan
mengerutkan dahi. “Kenapa dengan Ian Antono?”
“Kau bisa sehebat Ian Antono.”
Ia hanya tersenyum dan kembali
memainkan gitar. Senyumnya itu kuartikan sebagai: ‘Kau salah. Aku akan sehebat
John Lennon’.
“Tersenyum? Tak ingin kau jadi
seniman hebat seperti dia?”
Ia berhenti bermain gitar. “Ian
Antono? Aku akan jauh lebih sukses lagi. Aku ingin sekolah dulu. Seniman juga
harus cerdas.”
“Kenapa tidak mengamen saja? Banyak
musisi hebat yang dulunya ngamen.”
Ia tersenyum.
Ambulu,
18 April 2011
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar