Pengantar:
Wah saya ndak tahu ini harus ngomong apa. Soalnya saya mesti kekel tiap mau baca
apa yang akan saya tulis ini. Jadi gini, yang hendak Anda baca di sini
sebenarnya sebuah lirik lagu. Saya amat menyukai lagu dari Koes Plus yang berjudul
‘Manis dan Sayang’. Setiap saya main gitar, seolah lagu ini adalah lagu wajib
untuk saya mainkan. Lha, karena lagu
ini, saya jadi terinspirasi untuk memlesetkan lagu ini jadi sebuah lagu yang esip. Anda mau menyebutnya sajak juga ndak papa
kalau ndak tahu lagu aslinya. Kalau
tahu lagu ‘Manis dan Sayang’, yang cobalah dinyanyikan.
Tapi untuk
menyebutnya sebuah sajak ya nggak
pantas juga, karena sangat blak-blakan (kayak judul lagunya Sujiwo Tejo), be transparent. Bila menyebutnya sajak
ya sangat ndak puitis karena terkesan
vulgar. Riffattere mendefinisikan sajak sebagai ‘mengatakan sesuatu artinya
lain’. Definisi yang tidak cocok dengan sajak ini yang amat terang dan tidak
sembunyi-sembunyi. Tapi ya sebut saja demikian lah.
Coba simak:
Anggota DPR korupsi
Jancuk, jancuk, jancuk
Anggota DPR ngelonte
Alangkah jancuknya kamu
Kamu nyolong uang rakyat
Alangkah asunya kamu
Kamu memang orang bejat
Kamu tidur waktunya rapat
Jancuk, jancuk, jancuk
Bentleymu hasil dari korup
Asu, asu, asu
Alangkah jancuknya kamu
Mata ndasmu itu asu
Alangkah asunya kamu
Neraka itu tempatmu
Bagaimana?
Apa menurut Anda ada unsur SARA? Kalau ada yang mohon maaf. Kan ini cuma suara rakyat. Wakil rakyat kan mesti nurut sama rakyat kan, cuk.
Jember, 10
Maret 2012
Aditya
Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar