Senin, 16 Mei 2016

Selamat Tinggal, Pellegrini!


Musim ini Premier League telah usai. Hasil mengejutkan dan tercatat dalam sejarah dengan melahirkan juara baru yakni, Leicester City. Namun, EPL masih menyisakan satu pertandingan antara Manchester United vs Bournemouth. Sebenarnya pekan terakhir EPL selalu diselenggarakan dalam waktu yang bersamaan, nama laga pamungkas pasukan Setan Merah harus ditunda karena adanya paket yang mencurigakan.

Laga pamungkas Manchester City musim ini adalah pekan terakhir di EPL menghadapi Swasnsea. Hasil imbang 1-1 menghiasi laga itu. Dengan demikian, The Citizens mengumpulkan 66 poin dari 38 pertandingan dan finish di peringkat empat, yang artinya City berhak untuk tampil di Liga Champions musim depan melalui play-off.

Hasil ini cukup untuk menutup peluang Manchester United untuk bisa tampil ke kompetisi paling bergengsi di benua biru itu, karena dengan hanya menyisakan satu laga, mereka mengoleksi 63 poin. Artinya, jika United menang sekalipun, poin yang dimilikinya sama dengan rival sekotanya, akan tetapi City lebih unggul selisih gol.

Manchester City musim depan akan memiliki pelatih baru, Pep Guardiola, menggantikan pelatih yang menorehkan prestasi yang cukup bagus, Manuel Pellegrini.

Bukan! Pellegrini pergi dari City bukan karena dipecat. Bukan pula karena ada tawaran yang lebih menarik dari klub milik taipan asal UEA itu. Melainkan karena jajaran petinggi klub memang menginginkan Pep Guardiola, pelatih kondang asal Spanyol itu untuk melatih Si Biru Langit. Dengan berbagai raihan menakjubkan yang dicapai Guardiola bersama Barcelona dan Bayern, Guardiola adalah pelatih yang banyak diperebutkan oleh klub raksasa Eropa. Sebut saja Chelsea dan Manchester United yang notabene saingan Manchester City di EPL begitu kepincut untuk mendapatkan tanda tangan mantan kapten Barcelona. Setelah diumumkan akan melatih City musim depan pada medio Februari lalu, peminat Guardiola terpaksa harus gigit jari.

Chelsea sendiri sudah mendapatkan pelatih baru untuk musim depan yakni Antonio Conte. Musim ini adalah musim yang buruk bagi klub London Barat itu. Menjalani musim ini dengan status juara bertahan, Chelsea tidak menunjukkan kegarangan laiknya musim fantastis yang luar biasa bersama Jose Mourinho musim lalu. Walhasil, Mourinho pun dipecat di tengah-tengah musim. Guus Hiddink pun tampil sebagai pelatih interim. Namun, sepertinya Hiddink tidak dapat berbuat banyak dengan skuat yang tidak melihatkan kekompakan tim dalam bermain seperti The Blues ini.

Apesnya, Manchester United masih juga kebingungan. Setelah ditinggal pensiun oleh pelatih legendaris asal Skotlandia, Sir Alex Ferguson (angkat topi untuk Fergie), klub ini laiknya harimau yang kebingungan mencari taringnya. Tak ada lagi kekaguman untuk United yang sekarang. Meski sudah merekrut pelatih kondang lain, Louis Van Gaal, United masih juga tidak menjadi ancaman berarti bagi klub-klub besar EPL. Musim ini salah satu contohnya. Namun, kabarnya, Mourinho akan mengantikan posisi Van Gaal sebagai pelatih di Old Traffold. Kabar ini pun masih belum jelas juga kepastiannya.

Jika kita kembali ke Pellegrini, ini tentu akan jadi drama yang cukup menyedihkan. Pelatih asal Chile ini datang ke Etihad Stadium pada musim panas 2013 menggantikan Roberto Mancini yang gagal membawa Manchester City juara di musim sebelumnya. Untungnya, Pellegrini sukses membawa Vincent Kompany dkk membawa meraih mahkota juara EPL di musim perdananya tahun 2014. Di musim yang sama, mantan pelatih Real Madrid ini juga membawa The Citizens menjuarai ajang Piala Liga. Double winner di musim pertama.

Memasuki musim kedua, racikan Pellegrini musim kurang ampuh. Terbukti dengan tidak ada satu pun trofi yang dibawa ke Etihad Stadium. Dan musim ini, yang merupakan musim ketiganya, Pellegrini kembali membawa City menjadi kampiun Piala Liga. Harapan untuk menjuarai EPL lagi sempat muncul, tapi inkonsistensi terus menghinggap. Namun, City masih punya asa menjuarai Liga Champions dengan lolosnya mereka untuk pertama kalinya ke semi-final. Sayangnya harapan lolos ke final pupus di tangan mantan klub Pellergini sendiri, Real Madrid dengan skor agregat tipis 1-0.

Tiga trofi dalam tiga musim dan hanya satu trofi di musim terakhir ini. Pellegrini sudah sempat mengucapkan perpisahannya di Etihad Stadium dalam pekan ke-37 usai meraih hasil imbang 2-2 melawan Arsenal.

In three years of working for me here, three wonderful years, unforgettable years. So all I can not say to the fans. It's thanks for all. I will never forget you. And most of all, don't change, because this team needs you. I'm sure next year you will be a very succesfull team in other competition. So, thanks for all. And I'll see you.

Demikian ucapan terakhir Pellegrini diikuti senyuman yang tersungging di bibirnya, seperti video yang diunggah ke youtube oleh akun resmi Manchester City ini. Publik Etihad Stadium pun bergemuruh dipenuhi tepuk tangan. Video itu lantas dilanjutkan dengan menunjukkan catatan perjalanan Pellegrini selama mengasuh pasukan Biru Langit di layar besar stadion. Di bagian akhir, sang penjaga gawang, Joe Hart sebagai salah satu ikon klub membalas ucapan terima kasih Pellegrini telah membawa klubnya menjadi lebih baik.

Rasa-rasanya perpisahan memang hal yang tidak diinginkan. Akan tetapi, terkadang kita terpaksa untuk pergi agar sesuatu yang selama kita rawat bisa lebih baik lagi di tangan orang lain. Semoga Guardiola bisa mengelola klub dan membawa prestasi yang membanggakan nantinya.

Dan, selamat jalan, Pellegrini. Terima kasih atas tiga musim yang bagus ini.


Surabaya, 16 Mei 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar