Senin, 13 Januari 2014

9x2 atau 2x9


Ibu Guru membagi hasil ujian Matematika. Aku terkejut nilaiku hanya 90 dari. Kuperhatikan dengan seksama, semua jawabanku benar. Aku langsung ke depan meja guru.


“Bu, kok satu jawaban saya disalahkan? Kan harusnya benar,” ujarku.

“Jawaban kamu memang salah, Nak,” balas Ibu Guru.

“Coba ibu lihat, 9+9, saya jawab sama dengan 9x2, dan jawabannya 18. Kok salah?”

“Oh ini yang benar, 9+9 sama dengan 2x9, dan jawabannya memang 18. Tapi kamu menulisnya 9x2.”

“Kan sama saja, Bu,” sanggahku.

“Nak, kamu baru kelas 2 SD, dan kita baru belajar perkalian sampai angka 2. Belum sampai 9, jelas jawabanmu salah,” kata Ibu Guru.

Surabaya, 13 Januari 2014

Aditya Prahara

Makan Bareng

Jalanan begitu macet ketika langit sudah gelap ini. Mobilku sama sekali tak bisa bergerak. Kulihat ada beberapa anak penjual koran mulai menghampiri mobil yang antri di lampu lalu lintas ini satu per satu. Salah satu dari mereka menghampiri mobilku. Nasib seorang jomblo, meskipun bermobil, tetap saja sendiri. Mungkin mereka bisa menghiburku. Kubuka kaca jendela.

“Bang, koran?” tawarnya. Kutaksir ia berusia 10 tahun.

“Hmm, beritanya nggak menarik,” balasku.

“Tolonglah bang. Saya belum makan.”

“Ya sama dong. Saya juga belum makan.”

“Tapi, abang kan punya mobil,” jawabnya.

“Terus? Apa hubungannya?” tanyaku.

“Jual aja mobilnya. Terus kita makan bareng deh,” ujarnya sambil tersenyum.

Surabaya. 11 Januari 2014

Aditya Prahara