Senin, 18 November 2013

Kawan dan Lawan



Air mata membasahi pipiku
Sudah lama ku tak menitikkan air mata
Dan kini pun aku berhasil
Ya, benar-benar menangis
Seperti bayi

Sedih aku melihat dua orang kawan
Tapi, kini telah menjadi lawan
Aku tak mengenal mereka
Tapi, hatiku merasa sakit sekali
Kenapa semudah itu?

Apakah selisih jarak kawan dan lawan
Begitu dekat?
Kenapa?
Aku sangat menyayangi kawanku
Aku tak ingin kawan menjadi lawan

Bukannya aku turut serta masalah
Sangat disayangkan
Kawan seperjuangan telah menjadi lawan
Apa penyebabnya?
Berebut cinta dari kaum hawa?

Kenapa selalu mecampur-aduk, kawan?
Urusan pribadi dengan pertemanan?
Akhirnya aku berhenti menangis
Menangis tak akan menyelesaikan masalah
Ku sadari itu

Sekarang
Yang ku bisa perbuat hanya ini
Membuat puisi untuk kawan-kawanku
Dan menelungkupkan tangan di depan dada
Lalu, berdoa pada Tuhan

Jember, 23 Maret 2010
Aditya Prahara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar