Air mata membasahi pipiku
Sudah lama ku tak
menitikkan air mata
Dan kini pun aku berhasil
Ya, benar-benar menangis
Seperti bayi
Sedih aku melihat dua
orang kawan
Tapi, kini telah menjadi
lawan
Aku tak mengenal mereka
Tapi, hatiku merasa sakit
sekali
Kenapa semudah itu?
Apakah selisih jarak
kawan dan lawan
Begitu dekat?
Kenapa?
Aku sangat menyayangi
kawanku
Aku tak ingin kawan
menjadi lawan
Bukannya aku turut serta
masalah
Sangat disayangkan
Kawan seperjuangan telah
menjadi lawan
Apa penyebabnya?
Berebut cinta dari kaum
hawa?
Kenapa selalu
mecampur-aduk, kawan?
Urusan pribadi dengan
pertemanan?
Akhirnya aku berhenti
menangis
Menangis tak akan
menyelesaikan masalah
Ku sadari itu
Sekarang
Yang ku bisa perbuat
hanya ini
Membuat puisi untuk
kawan-kawanku
Dan menelungkupkan tangan
di depan dada
Lalu, berdoa pada Tuhan
Jember, 23 Maret 2010
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar