Aku telah selesai menyelesaikan
studi di Amerika. Dan sekarang aku pulang. Ketika sampai di rumah, Ibunda sudah
ada di beranda. Kutaksir Ibunda menunggu-nunggu kedatanganku. Langsung kuraih
tangannya dan kucium. Tak lupa salam. Ibunda melihat penampilanku. Ibunda
memandangiku dari ujung kepala hingga kaki.
“Ya ampun, le, kenapa celanamu robek begitu?” tanyanya melihat celanaku yang
robek di lutut.
“Ini gaya, Ibunda.”
“Gaya? Ya ampun, bergaul dengan
siapa kamu di Amerika, sudah begajulan begini.”
“Ini tren, Ibunda.”
Ibunda terdiam saja.
“Ibunda tidak suka?”
“Jelas saja, anakku. Batasan aurat
lelaki itu dari pusar sampai lutut. Kalau lututmu terlihat seperti itu, berarti
kamu membuka aurat.”
Jember, 18 Juli 2011
Aditya Prahara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar